Ribuan warga yang tinggal di dekat gunung berapi Mayon, provinsi timur Albay Filipina, dilaporkan telah dievakuasi oleh pemerintah untuk menghindari potensi letusan yang diperkirakan dapat terjadi beberapa minggu atau hari mendatang.
Gubernur Albay Edcel Greco Lagman dalam pertemuan darurat pada Jumat (9/6) mengatakan pihaknya berhasil mengevakuasi 10.000 warga dari zona bahaya.
"Sebisa mungkin, saya ingin mempertahankan rekor nol korban di provinsi kami, jadi saya harap kami dapat mengevakuasi mereka ke tempat yang lebih aman," ungkap Lagman, seperti dimuat The Telegraph.
Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina (Phivolcs) mengumumkan bahwa gunung berapi Mayon memiliki aktivitas vulkanik yang tinggi dan memperkirakan bahwa letusan berbahaya mungkin terjadi dalam waktu dekat.
Status siaga gunung telah dinaikkan menjadi 3 (dalam 5 skala) dan mendesak evakuasi warga yang tinggal dalam radius 6 kilometer dari Mayon.
Gunung Berapi itu berdiri di ketinggian 2.462 meter dan merupakan daya tarik populer bagi pengunjung karena bentuknya yang hampir kerucut sempurna.
Mayon dinobatkan sebagai gunung berapi paling aktif di Filipina dan terakhir meletus pada Januari 2018.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: