"Ini mengingat provokasi AS yang terus menerus, termasuk pengintaian jarak dekat di pinggiran China dan permainan kartu Taiwan yang tidak bermoral," kata Song Zhongping, kepada
Global Times.
Menurutnya, dengan ketegangan yang selalu terjadi yang kebanyakan dimulai dari Washington, menjadi salah satu alasan China menolak undangan tersebut.
"Terhadap latar belakang ini, ketika memasang wajah proaktif tentang mencoba berbicara dengan China, tujuan akhir AS bukanlah tentang pertemuan itu sendiri, tetapi membuat pertunjukan munafik untuk audiensi baik di dalam maupun luar negeri," kata Song.
Tujuan seperti itu, menurut Song, bahkan jika memang terjadi pertemuan, maka tidak akan menghasilkan apa pun.
"AS terlalu asal-asalan untuk berpura-pura ingin berbicara. Untuk membuat pertemuan terjadi dan diperhitungkan, AS perlu menunjukkan lebih banyak ketulusan," lanjut Song.
Ketegangan antara Beijing dan Washington telah membara karena serangkaian tindakan AS yang memprovokasi China, terutama masalah Taiwan.
AS juga dianggap telah menghasut Taiwan untuk menolak reunifikasi dengan menjual senjata ke pulau Taiwan, menambah atau memperluas pangkalan militer di Filipina dan Australia, berencana untuk mengerahkan marinir bersenjata rudal di sepanjang kepulauan Okinawa Jepang, dan mengadakan latihan skala besar, yang semuanya menargetkan China.
Para ahli berpendapat AS paling tidak peduli tentang perdamaian dan stabilitas di kawasan itu, sambil memusatkan perhatian pada hegemoni globalnya.
Senada dengan Song, beberapa ahli lainnya mengatakan, kehadiran Menhan Li di Dialog Shangri-La adalah hal yang berbeda. Ini menunjukkan PLA bersedia untuk berbicara dengan negara-negara kawasan, dan bersama-sama mengejar stabilitas dan kemakmuran Asia, tidak seperti AS, yang sibuk menabur benih ketegangan, kekacauan, dan bahkan konfrontasi di kawasan.
Juru Bicara Kementerian Pertahanan Nasional China, Kolonel Senior Tan Kefei pada Senin sore (29/5) waktu Beijing, mengumumkan bahwa Menhan Li akan menghadiri Dialog Shangri-La IISS ke-20 dan mengunjungi Singapura dari Rabu hingga Minggu.
Siaran pers IISS berbunyi bahwa institut "dengan senang hati mengumumkan" bahwa Li akan menyampaikan pidato utama selama dialog pada Minggu pagi.
BERITA TERKAIT: