Hal tersebut disampaikan Presiden Emmanuel Macron dalam kunjungan pertama yang dilakukan oleh presiden Prancis ke negara kaya mineral itu. Macron juga menyampaikan minat Prancis untuk membantu Mongolia dalam strategi dekarbonisasi.
"Kami memutuskan untuk bekerja sama untuk meningkatkan kedaulatan energi kami melalui pasokan logam penting dari negara Mongolia, yang memiliki sumber daya ini," kata Macron, dalam konferensi pers dengan Presiden Mongolia Ukhnaagiin Khurelsukh.
Seperti dimuat
Reuters, Senin (22/5), Mongolia tengah berupaya untuk memperluas hubungan perdagangan dan pertambangannya di luar tetangga besarnya, China dan Rusia, dengan membuka kemitraannya bersama Prancis, yang dianggap sebagai negara tetangga ketiga.
Prancis, yang sedang membutuhkan logam penting untuk transisi energinya, menyambut baik kesepakatan barunya dengan negara tersebut. Mineral yang ada di Mongolia disebut sangat penting untuk banyak proses manufaktur berteknologi tinggi yang sering digunakan untuk kendaraan listrik, turbin angin, elektronik portabel, mikrofon, dan speaker.
Mengenai target lingkungan, Macron menyatakan minatnya untuk membantu Mongolia, yang bergantung pada batubara hingga 90 persen dari produksi energinya, beralih dari industri intensif karbon menuju alternatif yang lebih hijau dan berkelanjutan.
BERITA TERKAIT: