Pernyataan itu dikeluarkan oleh Pemimpin Hong Kong, John Lee setelah pihak berwenang menarik semua judul-judul buku yang berkaitan dengan penumpasan Lapangan Tiananmen 1989 dan tokoh politik tertentu.
“Buku-buku yang kami tawarkan untuk dipinjam warga adalah hanya yang kami rekomendasikan. Kami tidak akan pernah merekomendasikan buku yang ilegal dan melanggar hak cipta. Kami tidak akan pernah merekomendasikan yang kami anggap menampilkan ideologi buruk," ujar Lee.
Berdasarkan laporan yang dimuat
Associated Press pada Kamis (18/5), di bawah UU keamanan nasional yang ketat dan diberlakukan pada 2020 lalu, kebebasan Hong Kong dinilai terus menyusut.
Saat ini, komunitas seni sampai penulis di Hong Kong telah belajar untuk berhati-hati dalam melewati garis merah yang samar-samar dalam memproduksi seni dan konten mereka yang mungkin akan dianggap menantang oleh Partai Komunis China.
Atas penarikan yang disetujui oleh pemimpin Hong Kong itu, para kritikus berpendapat bahwa penarikan buku-buku itu dinilai telah mencoreng kebebasan mendapatkan informasi dan berekspresi di wilayahnya.
BERITA TERKAIT: