"Kami mengalami pemadaman listrik setiap jam dan hampir tidak ada bahan bakar untuk memasak. Hidup menjadi menyakitkan," kata salah seorang warga yang tinggal di Dhaka, Sumi Akhter.
Berdasarkan laporan yang dimuat
Asia One pada Rabu (17/5), badai mematikan yang terjadi di Bangladesh telah memaksa penutupan dua terminal gas alam cair (LNG) terapung.
Pola cuaca yang tidak menentu, seperti topan Mocha yang terjadi baru-baru ini, telah menyebabkan banyak kerusakan meluas di Bangladesh. Harga energi global yang semakin tinggi juga disebut menjadi penyebab menyusutnya pasokan bahan bakar di Bangladesh.
Senior oposisi utama Partai Nasionalis Bangladesh, Zainul Abdin Farroque menuduh pemerintah tidak mengatasi masalah itu dengan baik, meski pemadaman telah terjadi sejak beberapa bulan lalu.
"Saya berada di desa saya sekarang dan listrik hanya menyala selama 57 menit selama 24 jam terakhir," kata Farroque.
Saat ini pemerintah Dhaka dikabarkan tengah berupaya untuk mengamankan pasokan listrik dengan Terminal Summit LNG, dan unit terminal terapung lainnya akan kembali dioperasikan untuk meningkatkan pasokan listrik di Bangladesh.
BERITA TERKAIT: