Pada Kamis malam (12/5), Kilicdaroglu menuduh negara mitra yang dekat Presiden Tayyip Erdogan, Rusia bertanggung jawab atas pembebasan montase, plot dan konten palsu yang tersebar di dalam negeri.
Melalui akun Twitter pribadinya, Kilicdaroglu mendesak Rusia berhenti melakukan hal tersebut, jika masih ingin menjalin hubungan dengan Turki setelah pemilu.
"Jika Anda ingin melanjutkan persahabatan kami setelah 15 Mei, tarik tangan Anda dari negara Turki. Kami masih mendukung kerja sama dan persahabatan," cuit Kilicdaroglu.
Dimuat
The Jerusalem Post, menurut jajak pendapat terbaru, Kilicdaroglu unggul sedikit dari pemimpin lama Erdogan.
Kandidat presiden ketiga, Muharrem Ince, mengundurkan diri dari pencalonan pada Kamis (11/5), setelah menjadi sasaran kampanye fitnah online yang mencakup foto palsu dirinya bertemu perempuan dan berkeliling dengan mobil mewah.
Menjelang pemilihan presiden dan parlemen yang akan digelar 14 Mei mendatang, tokoh politik dari kedua kubu Erdogan dan Kilicdaroglu telah mengeluh tentang tuduhan online, termasuk posting video dan foto.
Sementara itu, Moskow dan Ankara memiliki hubungan dekat dan Rusia adalah pemasok energi terbesar Turki.
Presiden Vladimir Putin dan Erdogan sering mengadakan pembicaraan tentang berbagai masalah mulai dari energi hingga perang di Ukraina dan Suriah.
BERITA TERKAIT: