Seruan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Antony Blinken, Selasa (9/5), dengan mengatakan partisipasi dari seluruh pihak diperlukan dalam pertemuan dari 21 hingga 30 Mei ini.
"Mengundang Taiwan sebagai pengamat akan menunjukkan komitmen WHO terhadap pendekatan kesehatan untuk semua yang inklusif untuk kerja sama kesehatan internasional," kata Blinken dalam sebuah pernyataan.
Menurut Blinken, meski Taiwan diundang dalam acara tahunan itu, negaranya tetap akan menghormati kebijakan Satu China.
Menanggapi undangan tersebut, Kementerian Luar Negeri Taiwan mengucapkan terima kasihnya kepada AS atas dukungan kuatnya yang tidak berusaha mengisolasi mereka di acara penting untuk membahas kesehatan global.
"Pengecualian pulau itu sepenuhnya tidak masuk akal dan akan membahayakan kerja sama kesehatan global," ujar Kementerian tersebut.
Dimuat
Reuters, Rabu (10/5), sejak 2017 China yang menganggap Taiwan sebagai salah satu provinsinya, telah memblokir partisipasi Taiwan dalam sidang tahunan WHO dengan mengisolasi pulau yang berdiri sendiri itu.
BERITA TERKAIT: