Perayaan pengumuman pengembangan vaksin Patria tersebut diumumkan pada Rabu (3/5) oleh para pejabat Meksiko.
Dimuat
Fox News pada Kamis (4/5), Meksiko dikabarkan telah mengembangkan vaksin Patria pada tahun 2020. Tetapi pengujiannya yang berjalan lambat membuat pengembangan itu terpaksa dihentikan.
Kepala Komisi Sains dan Teknologi pemerintah Meksiko, María Elena Álvarez-Buylla, menuturkan, saat ini vaksin Patria akan disetujui untuk digunakan sebagai suntikan penguat atau booster bagi masyarakat Meksiko.
“Ini membuka pintu untuk memulihkan kedaulatan vaksin,” kata Álvarez-Buylla.
Ia menambahkan upaya itu merupakan proyek bersama antara pemerintah dan perusahaan Meksiko, Avimex, yang sebelumnya mengerjakan vaksin hewan.
Pengembangan ini kembali direncanakan di tengah menurunnya penyerapan vaksin Covid-19 di Meksiko pada akhir 2022 hingga 2023 ini, dengan menggunakan vaksin impor dari AstraZeneca, Pfizer, beberapa vaksin China, serta vaksin Abdala dari Kuba.
Serta di tengah Presiden Meksiko Andrés Manuel López Obrador kembali terjangkit Covid-19 untuk yang ketiga kalinya.
Covid-19 sendiri telah bekontribusi sebagai penyebab kematian tertinggi di negara itu, dengan total kematian tercatat oleh pemerintah sebanyak 334.000 jiwa, meskipun jumlah tersebut diyakini lebih banyak sekitar 505.000, karena banyak masyarakat Meksiko yang tidak melewati pengujian SWAB Antigen.
BERITA TERKAIT: