Kedekatan keduanya membuat sekutu Barat khawatir, terlebih beredar laporan bahwa Iran telah mendukung perang Rusia dengan memasok ribuan amunisi.
Iran membantah telah menyokong Rusia atas invasinya di Ukraina. Teheran mengaku sempat mengirim pesanan amunisi ke Moskow, tetapi itu diklaim terjadi sebelum perang meletus.
Mengutip laporan
The Wall Street Journal pada Rabu (26/4), Iran disebut telah mengirim lebih dari 300 ribu peluru artileri dan satu juta butir amunisi ke Rusia melalui laut Kaspia selama enam bulan terakhir.
Laporan itu menyebut bahwa amunisi selama ini dikirim Iran melalui kapal kargo sehingga hampir tidak mungkin dihentikan oleh negara-negara Barat.
Pejabat di Timur Tengah mengatakan pengiriman senjata terbaru terjadi pada awal Maret dengan kapal kargo Iran membawa 1.000 kontainer berisi 2.000 peluru artileri.
Wilayah Kaspia tidak tersentuh Barat, sebab Armada Kelima AS hanya aktif berpatroli di Teluk Persia, Laut Merah, dan Laut Arab.
Jalur dan kendaraan berbeda digunakan Iran dan Rusia untuk menghindari upaya menghentikan sekutu Barat.
Sebab, Angkatan Laut AS pernah mencegat sebuah kapal Iran yang menyelundupkan beberapa senjata ke Yaman untuk mendukung Houthi.
Pasukan Inggris di kawasan itu juga telah mencegat beberapa upaya penyelundupan senjata Iran selama beberapa bulan terakhir.
BERITA TERKAIT: