Pavel, yang mengecilkan peran Beijing, mengatakan China tidak memiliki kepentingan nyata dalam menyelesaikan konflik di Ukraina, dengan alasan bahwa negara Asia itu diuntungkan dari pertempuran yang berkelanjutan.
“Saya percaya bahwa China berkepentingan untuk memperpanjang status quo,†kata Pavel kepada
Politico dalam wawancara yang diterbitkan pada Selasa (25/4).
China, lanjutnya, diuntungkan dari situasi ini dengan membeli minyak dan gas murah dari Rusia sambil menyaksikan Barat yang kepayahan karena habis-habisan mendukung Ukraina.
"Beijing juga mengambil pelajaran dari konflik setiap hari,†kata Pavel.
“Mereka mengikuti dengan cermat apa yang dilakukan Rusia (dan) bagaimana reaksi Barat," ujarnya.
Pavel bukanlah pemimpin Barat pertama yang membuat tuduhan semacam itu.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, yang meremehkan 12 poin China untuk menyelesaikan krisis Ukraina, menuduh China sedang memasang jebakan yang bertujuan membekukan garis pertempuran.
Beberapa bulan sebelum dokumen itu dirilis, Direktur CIA William Burns bahkan menegaskan bahwa Presiden China Xi Jinping sedang melihat dengan hati-hati pelajaran apa yang (dia) harus ambil dari konflik di Ukraina dan menerapkan potensi invasi ke Taiwan.
Sikap Pavel akan menolak dokumen tersebut dan mengecilkan potensi peran China sebagai pembawa damai tidaklah mengherankan. Ia memang memiliki hubungannya yang sulit dengan rekan-rekan China-nya.
Beberapa hari setelah pemilihannya di bulan Januari, Pavel menelepon Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, menjadi kepala negara Eropa pertama yang melakukannya.
Beijing, yang memandang Taiwan sebagai wilayahnya dan menentang segala pengakuan otoritas Taipei, mengutuk panggilan telepon itu sebagai gangguan serius dalam urusan dalam negeri China.
Beberapa hari kemudian, Pavel menyatakan bahwa China bukan negara yang bersahabat dan tidak kompatibel dengan demokrasi Barat.
Republik Ceko telah muncul sebagai salah satu pendukung paling aktif Ukraina dalam konflik dengan Rusia, dan Pavel bahkan sudah mendesak Barat untuk memberikan bantuan tak terbatas ke Kyiv.
Pavel juga belum menyatakan dukungan apa pun untuk pembicaraan damai, mendukung aksesi Ukraina ke NATO, dan menyerukan perubahan rezim Rusia dari dalam.
BERITA TERKAIT: