Juru bicara gubernur daerah setempat, Yacouba Maiga membenarkan insiden tersebut, dengan sejauh ini belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan mematikan itu.
“Ledakan itu menghancurkan sekitar 20 rumah di lingkungan setempat. Total sembilan orang tewas dan sekitar 60 luka-luka, semuanya warga sipil,†kata Yacouba Maiga.
Berdasarkan laporan yang dimuat
VOA News, Minggu (23/4), menurut gambar yang beredar di media sosial yang belum dapat dikonfirmasi menunjukkan puluhan bangunan di Mali, termasuk pom bensin hancur akibat ledakan tersebut, dengan orang-orang yang tergeletak telah diberikan bantuan.
Serangan terjadi dua hari setelah baru-baru ini kepala staf presiden sementara Mali dan tiga lainnya tewas dalam penyergapan, dengan secara terpisah militer negara Afrika Barat itu mengumumkan telah melakukan operasi untuk mengehentikan serangan teroris di Sevare.
"Tiga kendaraan berisi bahan peledak dihancurkan oleh tembakan pesawat tak berawak tentara," kata pernyataan dari pemerintah, tanpa memberikan rincian lebih lanjut tentang korban.
Sejak 2012 lalu, Mali menjadi negara dengan pusat pemberontakan dan kekerasan yang mengakar dari separatis Tuareg, berafiliasi dengan kelompok al Qaida, dan ISIS yang menyebar di wilayah tersebut, yang membunuh ribuan orang di dalamnya.
BERITA TERKAIT: