Saat diwawancarai oleh surat kabar Prancis Les Echos dan Politico pada Minggu (9/4), Macron meminta UE untuk memiliki kebijakan yang independen dan tidak terseret pada peran AS dan reaksi berlebihan China atas Taiwan.
"Hal terburuk adalah berpikir bahwa kita orang Eropa harus menjadi pengikut topik ini dan beradaptasi dengan ritme Amerika atau reaksi berlebihan China,†kata Macron.
Menurut Macron, Eropa mungkin bisa meluangkan waktu untuk membangun posisinya sebagai kutub ketiga atau penengah antara ketiga aktor yang berkonflik tersebut.
Terlepas dari konflik di Asia Timur, Macron menganjurkan agara Eropa lebih berfokus pada kebijakan sendiri, yakni dengan mendanai industri pertahanannya dengan lebih baik, mengembangkan energi nuklir dan terbarukan serta mengurangi ketergantungan pada dolar AS.
Macron baru saja kembali dari kunjungan kenegaraan selama tiga hari ke China, di mana dia mendapat sambutan hangat dari Presiden Xi Jinping.
Pada Sabtu (8/4), China memulai latihan di sekitar Taiwan, karena marah atas pertemuan Presiden Tsai Ing-wen dengan ketua DPR AS Kevin McCarthy.
China memandang Taiwan sebagai wilayahnya sendiri dan tidak ragu menggunakan kekuatan untuk mengambil alih pulau itu di bawah kendalinya. Pemerintah Taiwan sangat menentang klaim China.
BERITA TERKAIT: