Berdasarkan laporan yang dimuat
Al Jazeera, lusinan pasukan Israel itu menyerbu ruangan salat Al Qibli dengan menembakkan gas air mata serta granat kejut, yang sedikitnya melukai tujuh jamaah.
“Saya sedang duduk di kursi membaca (Al Quran). Mereka melempar granat kejut, salah satunya mengenai dada saya,†kata seorang wanita tua kepada Reuters sambil mulai menangis.
Selain itu, dalam rekaman video yang diunggah kantor berita Palestina, Shehab Agency, memperlihatkan bahwa pentungan dan senjata anti huru-hara juga digunakan oleh tentara Israel untuk memukuli para jamaah dengan kejam, sementara banyak jamaah berteriak minta tolong. Pasukan menyerbu dan menangkap mereka secara membabi buta.
Menurut Bulan Sabit Merah Palestina mereka mendapatkan banyak laporan korban luka, akan tetapi pasukan Israel sempat menghalang-halangi petugas medis untuk mencapai masjid itu.
Belum diketahui apa yang menjadi penyebab penyerbuan di masjid Al-Aqsa ini kembali dilakukan, akan tetapi polisi Israel berdalih mereka menggunakan kekerasan untuk mencari jamaah yang bersembunyi di masjid yang diduga membawa kembang api, batu, dan tongkat untuk menyerang mereka.
Klaim tersebut telah dibantah oleh Palestina, yang mengutuk serangan terbaru kali ini. Juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas Nabil Abu Rudeina mengatakan tindakan itu telah melampaui semua garis merah dan akan menyebabkan ledakan besar.
Kelompok militan Palestina Hamas juga telah menyerukan warganya di Tepi Barat untuk pergi secara massal ke masjid Al-Aqsa untuk menghadapi pasukan Israel yang telah melakukan kekerasan terbarunya yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Pada akhir Maret, pasukan Tel Aviv juga melakukan penyerbuannya di Masjid Al-Aqsa yang telah mendapatkan kecaman keras dari masyarakat internasional, khususnya dari Arab Saudi yang mengutuk serangan selama bulan suci Ramadhan.
BERITA TERKAIT: