Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jerman Usulkan Pertemuan Empat Kekuatan untuk Perdamaian Israel dan Palestina

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 04 April 2023, 06:37 WIB
Jerman Usulkan Pertemuan Empat Kekuatan untuk Perdamaian Israel dan Palestina
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock (kanan(, saat konferensi pers dengan rekannya dari Yordania, Ayman Al Safadi, yang sedang berkunjung ke Berlin/Net
rmol news logo Di tengah eskalasi yang meningkat, Pemerintah Jerman menyerukan diadakannya pertemuan puncak untuk mewujudkan perdamaian di Israel dan Palestina dengan melibatkan Perancis, Yordania, dan Mesir.

Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock, saat konferensi pers dengan rekannya dari Yordania, Ayman Al Safadi, yang sedang berkunjung ke Berlin.

Menurut Baerbock, kekuatan di Berlin dapat membangun langkah-langkah perdamaian yang baru-baru ini ditengahi oleh Yordania.

"Sayangnya, kenyataan pahit bahwa Ramadhan tahun ini tidak ditandai dengan kedamaian, keluarga, dan kebahagiaan seperti yang diharapkan," kata Baerbock, menambahkan bahwa ketegangan dan kekerasan baru-baru ini merenggut lebih banyak nyawa di wilayah tersebut.

Penting untuk menjaga pendekatan politik untuk menyelesaikan konflik yang ada di depan mata, menurutnya.

"Negara kami setuju bahwa solusi dua negara masih menawarkan dasar terbaik bagi warga Israel dan Palestina untuk hidup damai, bermartabat, aman, dan menentukan nasib sendiri," tambah Baerbock, seperti dikutip dari AFP, Senin (3/4).

Ia mengatakan Jerman ingin menghubungkan pembicaraan yang direncanakan dengan negosiasi di Aqaba, Yordania, yang pada Februari menghasilkan komunike bersama antara otoritas Israel dan Palestina.

"Pertemuan segera dalam format Munich akan menjadi penting," kata Baerbock, saat dia mengundang rekan Prancis dan Mesirnya ke Berlin.

Grup Munich pertama kali bertemu pada tahun 2020 dan telah mengadakan beberapa pertemuan di tingkat menteri luar negeri.

Dalam pembicaraan di sela-sela Majelis Umum PBB tahun lalu, mereka memperingatkan terhadap tindakan sepihak yang dapat menutup pintu menuju solusi dua negara.

Menanggapi itu, Al Safadi mengatakan kelompok Munich telah membantu mencegah situasi semakin memburuk.

Melalui seorang penerjemah Jerman, ia memaparkan bahwa saat ini situasinya sangat eksplosif.

"Kami berada di persimpangan jalan. Entah kami akan membiarkan ekstremis, rasis, dan pengkhotbah kebencian untuk memetakan jalan masa depan, atau kami akan bekerja sama dengan mereka yang menginginkan perdamaian, dan melakukan segalanya untuk mencapai tujuan ini," katanya.

Februari lalu, Baerbock juga menyuarakan keprihatinan tentang rencana pemerintah Israel untuk merombak sistem hukum negara.

Dia mengatakan bahwa proposal sayap kanan untuk memperkenalkan hukuman mati bagi warga Palestina yang dihukum dalam serangan mematikan akan menjadi kesalahan besar.

Dalam konferensi pers dengan Menlu Israel Eli Cohen, Baerbock menggemakan pernyataan Biden bahwa supremasi hukum di Israel adalah bagian penting dari aliansi kedua negara.

“Nilai-nilai yang mengikat kita bersama termasuk perlindungan prinsip-prinsip supremasi hukum seperti independensi peradilan. Ini selalu menjadi ciri khas Israel,” kata Baerbock.

Sementara Cohen membela reformasi peradilan yang diusulkan oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, mengatakan itu akan memperkuat demokrasi Israel. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA