Belum diketahui identitas dari keenam mayat tersebut, akan tetapi mereka diduga merupakan para migran yang mencoba melintasi perbatasan melalui jalur belakang, yang baru-baru ini marak digunakan para migran.
"Kami masih berusaha mengidentifikasi korban tewas dan status imigrasi mereka di Kanada," kata Kepolisian Akwesasne Mohawk.
Kepolisian itu juga mengatakan tengah menunggu hasil tes postmortem dan toksikologi untuk menentukan penyebab dari kematian jenazah yang pertama kali ditemukan di daerah Tsi Sunshine, yang terletak di pantai selatan sungai St Lawrence di Quebec, Kanada.
Dikutip dari
The National News, Jumat (31/3), bulan lalu kepolisian daerah perbatasan tersebut melaporkan jumlah migran ilegal yang meningkat di wilayahnya, yang menyelundup melalui tanah, saluran air hingga tepian sungai St Lawrence.
Melalui jalur penyelundupan yang berbahaya itu, beberapa migran yang ditemukan memerlukan perawatan serius di rumah sakit setempat.
Baru-baru ini, Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengumumkan rencana penutupan jalur belakang yang menghubungkan negara bagian New York ke Quebec itu, melalui perjanjian imigrasi.
Kedua negara ini sedang berupaya untuk mengatasi ribuan pencari suaka yang sering memasuki jalur belakang di perbatasan kedua negara tersebut, dengan perjanjian imigrasi yang baru akan berlaku pada Sabtu (1/4) ini.
BERITA TERKAIT: