Begitu disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov dalam sebuah wawancara dengan kantor berita
RIA pada Rabu (29/3).
Ia menegaskan bahwa proses penempatan nuklir Rusia tidak bergantung pada data nuklir yang dimiliki AS.
"Itu dia. Posisi kami tidak bergantung pada apakah Amerika akan atau tidak akan menyerahkan data mereka kepada kami,†tegasnya, seperti dimuat
National Post.
Tidak seperti Rusia, AS belum secara resmi menangguhkan perjanjian START, oleh sebab itu, menurut Ryabkov, Washington masih wajib mengirimkan data tersebut.
Bulan lalu, Putin menangguhkan partisipasi Rusia dalam
New START karena menilai bahwa Barat telah terlibat langsung dalam serangan Ukraina terhadap pangkalan pesawat pembom strategis di dalam wilayah Rusia.
Ditandatangani AS dan Rusia pada 2010 dan akan berakhir pada 2026, perjanjian
New START membatasi jumlah hulu ledak nuklir strategis yang dapat digunakan oleh kedua negara sebagai pemilik senjata nuklir terbesar di dunia.
Berdasarkan ketentuannya, Moskow dan Washington dapat mengerahkan tidak lebih dari 1.550 hulu ledak nuklir strategis dan 700 rudal pembom berbasis darat serta kapal selam.
BERITA TERKAIT: