Menurut keterangan Jaksa, hasil otopsi awal, Irvo Otieno, yang tewas pada 6 Maret kemarin, mengalami sesak napas saat ditahan, karena mendapatkan perlakuan buruk dari petugas kepolisian dan petugas medis.
Dimuat
Al Arabiya pada Jumat (17/3), dalam rekaman video kematian Otieno yang ditunjukkan kepada keluarganya, korban terlihat diperlakukan kasar dengan kedua kakinya diborgol oleh para petugas.
"Meskipun Otieno menderita penyakit mental, apa yang saya lihat hari ini sangat memilukan. Anak saya diperlakukan seperti anjing, lebih buruk dari anjing. Saya melihatnya dengan mata kepala sendiri, mereka membekap anak saya,†kata ibunya, Caroline Ouko, dalam konferensi pers.
Menurut Ben Crump, seorang pengacara terkenal di AS dan kuasa hukum keluarga Otieno, tiga petugas medis juga melakukan hal serupa kepada kliennya, sehingga membuat sepuluh orang itu kini mendapat dakwaan pembunuhan tingkat dua.
Saat ini, AS yang kerap kali bergejolak dengan rasisme, tengah memperhitungkan kebrutalan polisi dan rasismenya. Hal tersebut dipicu dari pembunuhan George Floyd pada 2020 lalu yang memicu protes besar-besaran di negara tersebut dan menjadi perhatian dunia.
BERITA TERKAIT: