Hal itu disampaikan oleh Presiden Lazarus Chakwera, yang berbicara di wilayah selatan yang hancur di Blantyre, Malawi.
“Sampai kemarin, jumlah korban tewas akibat bencana ini meningkat dari 225 menjadi 326,†kata Presiden Chakwera.
Selain itu, jumlah pengungsi juga dilaporkan ikut bertambah sebanyak lebih dari dua kali lipat pada Kamis ini, menjadi 183.159 orang, dan 40.702 keluarga, dengan lebih dari 300 tempat penampungan telah didirikan untuk para pengungsi.
Berdasarkan laporan
Digital Journal pada Jumat (17/3), seluruh tentara dan kepolisian dikerahkan untuk membantu tim penyelamat dan pihak berwenang untuk menangani banyaknya korban, dengan hari berkabung nasional dan keadaan darurat telah ditetapkan di negara itu selama dua minggu.
Banyaknya kehancuran yang meluas dengan peralatan yang kurang memadai, membuat Presiden Malawi meminta bantuan dari negara-negara tetangga untuk membantu operasi penyelamatan di negaranya.
“Kami sedang berkonsultasi dengan mitra pembangunan kami untuk membantu kami, sehingga kami dapat membantu orang-orang yang terkena dampak parah Topan Freddy," katanya.
Sejauh ini, lebih dari 35 jalan di dilaporkan telah terputus, sehingga sulit bagi pemerintah memberikan bantuan dan mencari korban lain yang kemungkinan tertimbun pepohonan yang hancur.
BERITA TERKAIT: