Para pemimpin Pasifik mendesak Jepang menghentikan niatnya karena dinilai akan membahayakan kehidupan di kawasan.
Menteri Perikanan dan Sumber Daya Kelautan Papua Nugini Jelta Wong mengaku khawatir dengan potensi pencemaran nuklir pada ekosistem bawah laut dan dampaknya bagi manusia.
"Ada sedikit kekhawatiran bahwa air limbah nuklir akan masuk ke ekosistem dan rantai makanan untuk mencemari manusia dan membahayakan industri perikanan Pasifik," ungkapnya, seperti dimuat
Xinhua pada Rabu (8/3).
Wakil Perdana Menteri Fiji Manoa Kamikamica juga mengutarakan kewaspadaannya terhadap rencana Jepang.
Ia mempertanyakan, mengapa negara maju itu tidak mengolah limbahnya kembali menjadi energi alternatif yang berguna.
"Jika air yang diolah dengan Advanced Liquid Processing System sangat aman, mengapa tidak menggunakannya kembali di Jepang untuk tujuan alternatif, misalnya di bidang manufaktur dan pertanian?," kata Mano.
Pada akhir Januari lalu, Jepang berencana membuah limbah nuklir ke laut sekitar musim semi atau musim panas ini.
Kementerian luar negeri Jepang juga mengklaim pembuangan limbah ke laut dipastikan aman karena akan disaring terlebih dahulu untuk menghilangkan sebagian besar isotop tetapi masih mengandung jejak tritium, isotop hidrogen yang sulit dipisahkan dari air.
BERITA TERKAIT: