Kedutaan Besar AS di ibukota Kongo, Kinshaha, mengumumkan sayembara tersebut, di tengah meningkatnya gejolak kekerasan ADF di Republik Demokratik Kongo dan Uganda.
Menurut data dari Kementerian Luar Negeri AS, Baluku merupakan warga negara Uganda berusia sekitar 40-an tahun.
Baluku dan kelompoknya dituduh membunuh, melukai, memperkosa, dan melakukan kekerasan seksual, serta terlibat dalam penculikan warga sipil, termasuk anak-anak di Kongo dan Uganda.
Dimuat
The Defense Post, militan ADF terus melakukan serangan mematikan di Kongo bagian timur, khususnya di provinsi tetangga Kivu Utara dan Ituri.
Pada 15 Januari lalu, anggota ADF meledakkan sebuah bom di sebuah gereja di Kivu Utara yang menewaskan sedikitnya 14 orang dan melukai 63 lainnya.
Presiden Kongo Felix Tshisekedi menempatkan Kivu Utara dan Ituri dalam keadaan terkepung pada tahun 2021 dan mengerahkan personel militer serta polisi untuk membendung kekerasan.
Kongo dan Uganda juga melancarkan serangan bersama di tahun itu untuk mengusir ADF, tetapi tindakan tersebut sejauh ini masih gagal.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: