Resolusi tersebut disusun oleh Ukraina setelah berkonsultasi dengan sekutu-sekutunya di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat (AS) pada Kamis malam (23/2). Resolusi lolos dengan suara 141 setuju, 7 menolak, dan 32 abstain.
Tujuh negara yang memberikan penolakannya adalah Rusia, Belarus, Suriah, Korea Utara, Eritrea, Nikaragua, dan Mali.
Resolusi ini muncul pada malam peringatan satu tahun Rusia melancarkan apa yang mereka sebut sebagai operasi militer khusus ke Ukraina pada 24 Februari 2022.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan pemungutan suara itu menjadi bukti bahwa tidak hanya Barat yang mendukung negaranya.
“Pemungutan suara ini menentang argumen bahwa dunia bagian selatan tidak berpihak pada Ukraina. Banyak negara yang mewakili Amerika Latin, Afrika, dan Asia memilih mendukung," ujar Kuleba, seperti dikutip
Associated Press.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut resolusi ini menandakan bahwa perang tidak hanya berdampak bagi Kyiv maupun Moskow, atau Eropa, melainkan seluruh dunia.
"Pemungutan suara menunjukkan bahwa setelah satu tahun perang dimulai, banyak negara di dunia terganggu dengan invasi Rusia, yang Presiden Vladimir Putin sebut sebagai operasi militer khusus," kata Zelensky.
*Mahasiswa Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta
BERITA TERKAIT: