Pihak berwenang di negara bagian Sao Paulo mengatakan ada empat orang tambahan tewas pada Senin selain 36 yang dihitung sehari sebelumnya, tetapi lebih banyak korban masih diperkirakan akan dilaporkan karena tiga lusin orang masih hilang.
Menanggapi hal itu, Presiden Luiz Inacio Lula da Silva melakukan kunjungan ke wilayah terdampak dan menyarankan agar penduduk tidak lagi membangun rumah di daerah yang berisiko tanah longsor dan banjir besar.
Lula terbang di atas kota pesisir Sao Sebastiao bersama para menteri kabinet dan berjanji untuk membantu membangun kembali kota berpenduduk sekitar 91.000 orang dengan membangun rumah baru di tempat yang lebih aman.
Dia juga mengatakan pemerintah harus bekerja untuk memulihkan fasilitas infrastruktur utama seperti jalan yang rusak akibat tanah longsor.
"Terkadang alam mengejutkan kita, tapi terkadang kita juga menggoda alam," kata Lula dalam pidatonya setelah bertemu dengan Gubernur Sao Paulo Tarcisio de Freitas dan Walikota Sao Sebastiao Felipe Augusto untuk mengkoordinasikan tanggapan mereka terhadap bencana tersebut, seperti dikutip dari
AFP, Selasa (21/2).
"Saya pikir penting agar tidak ada yang terjadi," tambahnya.
"Saya menyatakan solidaritas saya dengan orang-orang Sao Sebastiao dan saya berharap hal ini tidak pernah terjadi lagi," lanjut Lula.
Banjir terjadi selama periode liburan Karnaval Brasil, ketika ribuan orang berduyun-duyun ke pantai di kawasan itu, yang diduga memperparah jumlah korban manusia akibat bencana alam tersebut.
Lebih dari 2.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka setelah hujan lebat menghantam pantai negara bagian terkaya Brasil. Pemerintah mengatakan bahwa itu adalah angka kumulatif tertinggi yang pernah ada di Brasil.
BERITA TERKAIT: