Selama ini, AS mengamati bahwa perusahaan China memberikan dukungan non-mematikan ke Rusia, yaitu dukungan kemanusiaan seperti selimut, pakaian, makanan dan obat-obatan untuk digunakan warga di Ukraina. Namun, menurut Blinken, ada informasi yang menyebutkan bahwa China mulai mempertimbangkan mengirimkan dukungan yang mematikan.
"Jika benar ada sebuah perusahaan China yang memberikan dukungan mematikan ke Rusia seperti informasi baru-baru ini, itu berarti Beijing telah ikut berperang di dalamnya, dan itu akan menimbulkan konsekuensi serius bagi China terutama untuk hubungan China-AS," ujar Blinken, seperti dikutip dari
BBC.
Kekhawatiran itu telah ia sampaikan langsung kepada pejabat kebijakan luar negeri China, Wang Yi, selama pertemuan di sela-sela Konferensi Keamanan Munich pada Sabtu (18/2).
Menurut Blinken, dalam percakapan dengan Wang Yi, dia memiliki kesempatan menyampaikan keprihatinannya tentang dukungan China untuk Rusia.
Pada akhir Januari, John Kirby, Koordinator Komunikasi Strategis di Dewan Keamanan Nasional AS, mengatakan bahwa AS mendesak China untuk tidak mendukung operasi militer khusus Rusia di Ukraina. Menurutnya, Washington bermaksud menindak perusahaan-perusahaan tersebut, termasuk perusahaan China, yang melanggar rezim sanksi AS terhadap Moskow.
Hubungan antara Washington dan Beijing semakin memburuk setelah AS menembak jatuh balon mata-mata China pada awal Februari. Kedua belah pihak saling adu klaim.
Selama pertemuan dengan Wang Yi, Blinken juga menyinggung soal balon mata-mata dan mengecam Beijing karena telah mengirimkan mata-mata ke wilayah AS.
Wang kemudian membantah tuduhan itu dan membalas cercaan Blinken dengan menyebutnya sebagai "lelucon politik yang dibuat oleh AS". Wang menuduh AS menggunakan segala cara untuk menekan China.
Wang juga dengan tegas membantah laporan bahwa Moskow telah meminta peralatan militer kepada China.
BERITA TERKAIT: