Hal tersebut ditulis oleh Sakariya Kareem, yang dimuat Asian Lite pada Sabtu (11/2), yang mengatakan bahwa jutaan orang yang bergantung pada industri pariwisata dan pertanian di J&K saat ini memiliki kehidupan baru.
Pada akhir tahun lalu, terjadi arus masuk yang meningkat dalam sejarahnya, dengan 260 ribu turis tercatat memasuki wilayah itu untuk merayakan tahun baru di pegunungan yang diselimuti salju itu.
Dengan ratusan ribu turis yang masuk ke wilayah J&K, impian pemerintah untuk mengembangkan wilayah itu berangsur-angsur terwujud secara maksimal.
Pada pertengahan Desember 2022, administrasi J&K telah mendapatkan dana sebesar 2.500 crore (Rp 25 miliar) dari pemerintah pusat untuk mengembangkan daerah dan masyarakat di wilayah itu.
Menurut Kareem, administrasi J&K telah secara baik mengorganisasikan dana tersebut untuk memastikan bahwa manfaat disalurkan dengan benar dan tepat kepada seluruh masyarakat yang membutuhkan.
Tak hanya itu, pemerintah wilayah tersebut melalui sejumlah inisiatifnya juga telah mengusulkan membuka lapangan kerja baru dalam bidang pertanian untuk memenuhi mata pencaharian lebih dari 13 juta keluarga agraris, khususnya juga bagi para pemuda di J&K agar tertarik untuk terjun ke sumber lapangan kerja utama di kawasan itu.
"Administrasi telah mengambil langkah signifikan untuk memperkenalkan inisiatif baru seperti pemrosesan pertanian, kecerdasan buatan, pertanian digital, mekanisasi pertanian, untuk menjadikan sektor ini menarik dan berkelanjutan bagi populasi kaum muda; pengenalan teknologi ini telah banyak membantu mengatur sektor ini," ujar Kareem.
Seluruh upaya pemerintah J&K telah membuktikan bahwa sejumlah skema dan tata kelola yang mereka kenalkan telah membuat tingkat pengangguran di wilayah itu kini menurun dari angka 6,7 persen pada 2019-2020, menjadi 5,9 persen pada 2020-2021 kemarin, sehingga penciptaan lapangan kerja telah cukup sukses dilaksanakan di wilayah persatuan itu.
BERITA TERKAIT: