Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Komite Pertahanan, Tobias Ellwood dalam laporannya yang disiapkan untuk mendesak pemerintah agar melakukan penyelidikan yang jujur atas kepergian pasukannya dari Afghanistan.
Dimuat
BBC pada Jumat (10/2), Ellwood mengakui bahwa kepergian pasukan Inggris merupakan babak kelam bagi negaranya, yang menyebabkan Afghanistan kini kembali menjadi rumah dan surga bagi para teroris.
Selain itu, dalam laporan tersebut, Kementerian Pertahanan juga telah mengakui bahwa ada ribuan warga Afghanistan yang pernah membantu pasukan Inggris ketika mereka terdampar, dalam perjuangannya untuk mengevakuasi personelnya setelah Taliban mengambil alih Kabul.
"Mereka (masyarakat) berisiko terluka sebagai akibat langsung dari membantu misi Inggris. (Untuk itu) kami berutang kepada orang-orang Afghanistan itu, yang mempertaruhkan nyawa mereka dalam bahaya untuk membantu kami," kata Ellwood yang dimuat
The Guardian.
Sejauh ini, Inggris menyebutkan telah merelokasi sekitar 15 ribu warga sipil itu ke Inggris. Akan tetapi, menurut kementerian itu masih ada ribuan masyarakat Afghanistan lainnya yang masih terlantar, dan berusaha mereka temukan di Kabul untuk dapat dibawa ke Inggris.
Menurut Ellwood kurangnya kesiapan pemerintah Inggris untuk mengevakuasi mereka yang memenuhi kriteria yang layak untuk dibawa ke Inggris telah membuat sejumlah masyarakat Kabul tidak terangkut pada 2021 lalu.
Untuk itu, laporan setebal 30 halaman itu menyerukan upaya pemerintah agar dapat melakukan peninjauan terbuka, jujur, dan terperinci atas keputusan yang dibuat oleh pemerintah Inggris selama pasukan berada di Afghanistan, dan meminta negara itu untuk membawa masyarakat Afghanistan yang mereka cari untuk dievakuasi segera di Inggris demi keselamatan mereka.
BERITA TERKAIT: