Pada Rabu (18/1), anggota parlemen Eropa mendesak UE untuk memasukkan IRGC ke dalam daftar organisasi teroris, karena telah melakukan sejumlah penindasan terhadap pengunjuk rasa dan memasok drone ke Rusia.
Meskipun pemungutan suara yang dilakukan oleh parlemen Eropa tidak mengikat, akan tetapi mereka akan membahas pengetatan sanksi terhadap Iran pada pekan depan.
Menanggapi hal tersebut, Iran segera mengadakan pertemuan parlemen tertutup untuk langkah balasan yang akan mereka lakukan kepada Eropa.
"Badan legislatif akan membalas dengan segera dan tegas terhadap tindakan apa pun yang menempatkan Garda Revolusi dalam daftar sanksi atau daftar kelompok teroris," ujar Ketua Parlemen Iran, Mohammad Bagher Ghalibaf, seperti dimuat
Al Arabiya.
Lebih lanjut, ia mengatakan, mereka juga akan mengakui tentara negara-negara Eropa sebagai kelompok teroris.
Sementara itu Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian dalam panggilan teleponnya pada pekan ini telah memperingatkan Perwakilan Tinggi UE untuk Urusan Luar Negeri Josep Borrell, untuk berhati-hati dengan tindakannya.
"Langkah-langkah yang diambil oleh Parlemen Eropa untuk mendaftarkan organisasi IRGC sebagai teroris merupakan tembakan di kaki Eropa sendiri," tegasnya.
Dalam beberapa bulan terakhir, hubungan antara negara-negara anggota UE dan Teheran sendiri diketahui memang telah memanas, setelah terhentinya upaya mereka untuk berdialog mengenai nuklir.
Situasi semakin memanas usai Iran menahan dan mendakwa beberapa warga negara Eropa, yang diduga digunakan sebagai sandera alat tawar menawar oleh Teheran.
BERITA TERKAIT: