Menurut Kantor Nasional Manajemen Risiko dan Bencana, hingga Jumat (20/1) tercatat lebih dari 700 rumah telah terendam air di zona merah, termasuk kota Diana, Sava, dan Analanjirofo.
Laporan itu juga menyebut sekitar 300 warga telah berhasil dievakusi, sementara satu orang dilaporkan masih dalam pencarian.
Seorang petani Madagaskar bernama Jean Claude mengeluh tentang situasi banjir dan mendesak pemerintah agar membantu mereka.
"Semuanya kebanjiran di sini, kami meminta Negara untuk memperbaiki saluran pembuangan air banjir, sehingga jika hujan, dapat mengalir. Kami hidup dalam kesengsaraan sekarang," ujarnya, seperti dimuat
African News pada Sabtu (21/1).
"Kami sangat menderita karena banjir ini, sungguh menyedihkan saat ini,†keluh penduduk lainnya, Eline Vavitsara.
Badai Tropis Cheneso mendarat di utara Kota Antalaha di Wilayah Sava, di pantai timur laut pulau itu sejak Kamis (19/1) lalu.
Setelah mendarat, badai mengarah ke barat daya, dengan kecepatan angin rata-rata 90 km/jam dan hembusan angin hingga 120 km/jam.
Ini merupakan badai tropis pertama Madagaskar pada musim siklon yang terjadi setiap tahun dari Oktober hingga April.
Badan cuaca setempat melaporkan bahwa hujan lebat dan angin kencang masih terjadi, tetapi siklon diperkirakan mulai melemah.
BERITA TERKAIT: