Selama KTT virtual Voice of Global South pada Jumat (13/1), Menteri Luar Negeri Armenia Ararat Mirzoyan mendesak negara-negara G20 untuk menekan Azerbaijan agar membuka blokir koridor Lachin yang telah berlangsung berminggu-minggu.
Lalu lintas di sepanjang jalan Laching terganggu sejak bulan lalu yang dipicu oleh gerakan aksi protes dari aktivis lingkungan Azerbaijan. Aktivis, yang mengaku mewakili berbagai organisasi non-pemerintah, memprotes eksploitasi sumber daya alam secara ilegal oleh Armenia di wilayah Karabakh, sebuah wilayah yang diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan.
Aksi protes itu berlangsung di sepanjang jalan Lachin yang berimbas pada macetnya jalur lalu lintas yang selama ini menjadi jalur utama bagi pasokan bahan baku untuk warga Armenia dan Nagorno Karabakh.
Armenia telah berulang kali mengajukan keberatannya atas penutupan jalan. Sebaliknya, pihak Azerbaijan menuding bahwa Armenialah yang berupaya menciptakan ketegangan yang mengganggu lalu lintas di Koridor Lachin. Pihak Azerbaijan bersikeras bahwa jalan tersebut terbuka untuk kargo kemanusiaan, layanan darurat, dan penjaga perdamaian.
Selama hampir 25 tahun, lalu lintas antara Armenia dan Nagorno-Karabakh melewati jalan yang dikenal sebagai Koridor Lachin, yang dibangun pada 1998, tak lama setelah Armenia memenangkan wilayah itu dalam perangnya dengan Azerbaijan.
"Provokasi dan tindakan agresif Azerbaijan yang terus-menerus menunjukkan bahwa kurangnya mekanisme akuntabilitas yang tepat. Saat ini, mitra internasional kami, termasuk anggota G20, perlu menekan Azerbaijan dengan tegas untuk mengakhiri blokade tidak manusiawi terhadap rakyat Nagorno-Karabakh dan membuat Azerbaijan kembali ke meja perundingan," kata Mirzoyan.
Ia menegaskan, perlu untuk mengirim misi pencari fakta internasional ke Nagorno-Karabakh dan koridor Lachin untuk menilai situasi kemanusiaan di lapangan, sekaligus memastikan akses kemanusiaan tanpa hambatan ke Nagorno-Karabakh untuk badan-badan PBB.
BERITA TERKAIT: