Dalam pernyataannya pada Kamis (12/1), lembaga itu mengatakan bahwa insiden terbaru memberikan sekilas tentang apa yang terjadi jauh dari pandangan dalam perang di wilayah tersebut.
Gambar yang dibagikan secara luas sejak Selasa, yang diyakini terjadi pada sekitar November, menunjukkan pria berseragam militer melemparkan mayat ke dalam api di mana setidaknya satu tubuh lainnya sudah terbakar.
Nampak seseorang menuangkan cairan ke sisa-sisa mayat. Sementara yang lainnya, termasuk seorang tentara dengan lambang Afrika Selatan, menonton dan memfilmkan adegan itu dengan ponsel.
"Gambar-gambar ini memberikan sekilas tentang apa yang terjadi jauh dari perhatian media internasional dalam perang yang terlupakan ini di Cabo Delgado, provinsi miskin yang berbatasan dengan Tanzania," kata Tigere Chagutah, direktur Amnesty untuk Afrika Selatan, seperti dikutip dari
Africa News.
Sangat sedikit jurnalis internasional yang diizinkan bekerja di Mozambik dengan zona konflik yang sulit diakses.
"Sungguh tragis bahwa kekerasan terhadap warga sipil, pembunuhan di luar hukum dan pelanggaran hak asasi manusia lainnya terus terjadi di wilayah tersebut," kata Chagutah.
"Kremasi jenazah-jenazah ini sangat disesalkan dan kemungkinan merupakan pelanggaran hukum humaniter internasional, yang melarang mutilasi jenazah dan mengharuskan jenazah diperlakukan dengan hormat," tambahnya.
Tentara Afrika Selatan mengatakan pasukan regional yang dikerahkan di Mozambik telah melakukan proses investigasi untuk menangkap para pelaku.
BERITA TERKAIT: