Sejak menerima 100 howitzer self-propelled K9-Vajra dari perusahaan asal Korea, Larsen & Toubro (L&T) pada 2020 lalu, Kementerian Pertahanan India mengungkapkan keinginannya memiliki lebih dari 100 meriam tambahan.
Tetapi perusahaan L&T tidak mengizinkan India melakukan repeat order dengan jumlah melebihi pesanan yang pertama.
Untuk merealisasikan keingainanya, India segera mengajukan proposal kerjasama dengan L&T, agar dapat memproduksi howitzer 155 mm di dalam negeri dan dalam jumlah besar.
Dimuat
The Defense Post pada Selasa (3/1), negosiasi kontrak terkait pembuatan howitzer di India akan dimulai setelah L&T menanggapi permintaan tersebut.
Meriam dengan bobot 50 ton dan kaliber 52 itu mampu menyerang target sejauh 50 kilometer.
India awalnya membeli howitzer untuk operasi gurun.
Namun, ketegangan di perbatasan dengan China, mendorong Angkatan Darat India untuk howitzer di pegunungan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: