Pada Selasa (3/1), Ben Gvir memasuki halaman Masjid Al Aqsa. Sebuah video yang diunggah di media sosial menunjukkan Ben-Gvir berkeliling dengan pengamanan yang ketat.
"Pemerintah kami tidak akan menyerah pada ancaman dari Hamas. Temple Mount adalah tempat terpenting bagi orang Israel," kata Ben-Gvir menyusul kunjungannya, seperti dikutip
Middle East Eye.
Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Otoritas Palestina menyebut kunjungan Ben-Gvir sebagai "penyerbuan" terhadap Al Aqsa.
"(Kami) mengutuk keras penyerbuan oleh menteri ekstremis Ben-Gvir ke Masjid Al-Aqsa yang diberkati dan menganggapnya sebagai provokasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dan ancaman serius" terhadap stabilitas regional," kata kementerian.
Gerakan Hamas pada Senin (2/1) juga telah memperingatkan Israel bahwa pihaknya tidak akan tinggal diam jika Ben-Gvir melanjutkan rencana mengunjungi Masjid Al Aqsa.
Rencana kunjungan tersebut juga memicu perselisihan di pemerintahan Israel.
Mantan Perdana Menteri Yair Lapid mengecam kunjungan tersebut dengan menyebutnya sebagai provokasi dan dapat memicu pertumpahan darah. Ia pun mendesak agar Netanyahu menahan rencana tersebut.
Laporan awal di media Ibrani menunjukkan bahwa Netanyahu dan Ben-Gvir telah sepakat untuk menunda kunjungan tersebut. Namun, partai Likud Netanyahu membantah penundaan.
BERITA TERKAIT: