Dimuat
Reuters, pelantikan kali ini diawasi sangat ketat oleh pihak keamanan, menyusul beberapa kekerasan dari para demonstran pendukung mantan Presiden Brasil, Jair Bolsonaro.
Usai pelantikan, Lula melakukan selebrasi dengan mengendarai Rolls-Royce beratap terbuka menuju istana Planalto dan mengenakan selempang kepresidenan di hadapan 30.000 pendukungnya.
Sementara itu, puluhan ribu orang berkumpul untuk merayakannya di lapangan terbuka Brasilia, mereka melambai-lambaikan poster dan mengenakan kaus bertuliskan "Cinta mengalahkan kebencian", yg merujuk pada perlawanan Bolsonaro terhadap pemilihan Lula.
Pihak berwenang mengerahkan 10.000 polisi dan pasukan untuk memperkuat keamanan dan memeriksa para tamu yang hadir dalam pelantikan.
Beberapa hari menjelang pelantikan, Mahkamah Agung Brasil telah melarang sementara membawa senjata api di kalangan warga sipil.
Lula berhasil mengalahkan Bolsonaro dalam pemilihan putaran ke dua dengan selisih suara yang sangat tipis.
Mantan Presiden Brasil itu bahkan sukses terpilih kembali, setelah menghabiskan satu setengah tahun di balik jeruji besi atas tuduhan korupsi yang kemudian dibatalkan.
Sementara itu, Bolsonaro meninggalkan Brasil ke Florida pada Jumat (30/12), untuk menghindari keharusan menyerahkan selempang kepada saingannya, yang kemenangannya belum dia akui dan juga melepaskan diri dari risiko hukum langsung terkait masa jabatannya.
Selama dua bulan terakhir, pendukung Bolsonaro melakukan protes karena menilai pemilu telah dicuri dan menyerukan kudeta militer untuk menghentikan Lula kembali menjabat dalam suasana vandalisme dan kekerasan.
Polisi Brasilia menahan seorang pria yang membawa kembang api dan pisau dan mencoba memasuki lapangan terbuka untuk pelantikan Lula pada Minggu (1/1).
Pada malam Natal, seorang pendukung Bolsonaro ditangkap karena membuat bom yang ditemukan di sebuah truk berisi bahan bakar penerbangan di pintu masuk bandara Brasilia, dan mengaku berusaha menyebarkan kekacauan untuk memprovokasi intervensi militer.
BERITA TERKAIT: