“Kami mendesak mereka (Rusia) untuk menghentikan serangan Turki,†kata Panglima Pasukan Demokrat Suriah (SDF), Mazloum Abdi, sepert dimuat
AFP, pada Rabu (30/11).
Abdi menyebut ancaman Turki bukan hanya omongan semata, melainkan saat ini mereka tengah mempersiapkan pertarungan untuk menyerang kelompoknya.
"Turki bersikeras untuk melancarkan operasi di lapangan. Mereka sedang mempersiapkannya. Bagi kami, ini akan menjadi pertarungan untuk keberadaan kami,†tegasnya.
Abdi meminta kekuatan asing untuk menghormati perjanjian 2019 yang ditengahi Rusia yakni pengerahan pasukan pemerintah Suriah di sepanjang perbatasan utara dan sebagai gantinya Turki harus menghentikan serangan sebelumnya.
Jika Turki tetap melakukan serangan, Panglima Kurdi itu mengancam akan mempersiapkan diri dan menambah pasukan.
"Kami akan terpaksa memperluas cakupan perang. Kami tidak masalah menambah jumlah pasukan pemerintah," kata Abdi.
Turki menuduh militan Kurdi bertanggung jawab atas serangan bom yang menewaskan enam orang di Istanbul pada 13 November lalu.
Sebagai tanggapan, Presiden Recep Tayyip Erdogan berjanji akan meningkatkan keamanan di perbatasan dan mengancam akan melakukan operasi militer di darat kepada Kurdi Suriah.
Serangan udara terhadap zona semi-otonom Kurdi di utara dan timur laut Suriah, serta Irak, juga menjadi lebih sering diluncurkan sejak pemboman Istanbul tersebut.
BERITA TERKAIT: