Kantor Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dalam tanggapannya mengatakan bahwa pulau itu tidak akan mundur pada kedaulatannya atau kompromi pada demokrasinya.
"Mayoritas dari 23,5 juta penduduk Taiwan menolak pendekatan satu negara, dua sistem China , kata kantor Tsai dalam sebuah pernyataan pada Minggu, seperti dikutip dari
Taiwan News, Senin (17/10).
"Posisi Taiwan tentang berpegang teguh pada kedaulatan dan pemerintahan demokratisnya adalah sangat tegas,†lanjutnya.
Xi menyampaikan pidato panjang pada sesi pembukaan Kongres Nasional ke-20 Partai Komunis China di mana dia bersumpah bahwa Beijing akan terus berjuang untuk reunifikasi damai dengan Taiwan. Ia juga mengatakan tidak menutup kemungkinan akan menggunakan kekuatan dan mengambil tindakan yang diperlukan.
Namun, dia mengklarifikasi bahwa peringatan itu tidak ditujukan pada orang-orang di pulau itu, melainkan pada kekuatan luar dan beberapa separatis yang menginginkan kemerdekaan Taiwan.
Taiwan telah memiliki pemerintahan sendiri sejak 1949, tetapi tidak pernah secara resmi mendeklarasikan kemerdekaan dari China. Beijing menganggap pulau itu sebagai bagian dari wilayahnya.
Ketegangan antara Taipei dan Beijing telah meningkat sejak kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan Agustus ini.
China mengatakan langkah itu merupakan pelanggaran terhadap kedaulatannya. Menunjukkan kemarahannya China kemudian meluncurkan latihan besar-besaran di Selat Taiwan dan memberlakukan pembatasan perdagangan di pulau itu.
BERITA TERKAIT: