Itu terungkap saat juru bicara Kremlin Dmitry Peskov ditanya tentang kemungkinan perubahan strategi Rusia.
“Saat ini, tidak ada keputusan yang dibuat dalam hal ini," katanya, seperti dikutip dari
RT, Senin (10/10).
Sebelumnya, Peskov mengatakan bahwa keputusan untuk menetapkan kampanye Rusia di Ukraina sebagai operasi kontra-terorisme hanya dapat dilakukan oleh Presiden Vladimir Putin.
Jubir Kremlin juga mengatakan belum ada keputusan untuk memberlakukan darurat militer di wilayah Rusia yang menjadi sasaran serangan Ukraina dalam beberapa pekan terakhir.
Komentar Peskov muncul setelah Putin menyatakan serangan baru-baru ini di Jembatan Krimea, yang menghubungkan daratan Rusia dengan Semenanjung Krimea, adalah sebuah tindakan terorisme yang dilakukan oleh dinas keamanan Ukraina (SBU).
"Rezim Kyiv telah menggunakan metode teroris sejak lama," kata Putin pada Senin, mengutip pembunuhan tokoh masyarakat sebagai contoh, dan penembakan membabi buta kota Donbass dan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporozhye.
“Secara de facto, rezim Kyiv telah menempatkan dirinya setara dengan kelompok teroris internasional, yang paling menjijikkan di antara mereka. Meninggalkan kejahatan seperti itu tanpa tanggapan menjadi tidak mungkin,†katanya, sebelum mengkonfirmasi bahwa Rusia telah menyerang infrastruktur Ukraina pada hari sebelumnya.
Pada Senin pagi, pasukan Rusia menyerang beberapa wilayah Ukraina dengan rudal berat dari, di mana setidaknya ada 11 fasilitas infrastruktur utama mengalami kerusakan di seluruh negeri, menurut Perdana Menteri Ukraina Denis Shmigal.
Putin telah memperingatkan bahwa setiap serangan "teroris" Ukraina lebih lanjut di tanah Rusia akan mendapat tanggapan militer yang signifikan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: