Dalam sebuah pernyataan pada Minggu (11/9), TPLF mengaku telah membentu tim negosiasi yang siap dikerahkan segera. Tim tersebut termasuk Jenderal Tsadkan Gebretinsae dan jurubicara TPLF, Getachew Reda.
"Kami siap untuk mematuhi penghentian permusuhan segera dan disepakati bersama," begitu pernyataan tersebut, seperti dikutip
Reuters.
"Langkah selanjutnya adalah menyelesaikan gencatan senjata yang dinegosiasikan secara komprehensif dan dialog politik yang mencakup semua untuk menyelesaikan masalah yang mendasari konflik saat ini," lanjut mereka.
Pada Juni, pemerintah Ethiopia mengatakan Uni Afrika harus memfasilitasi pembicaraan damai. Sementara pemerintah federal siap melakukan pembicaraan tanpa syarat.
Jurubicara Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Stephane Dujarric mengatakan pihaknya juga siap mendukung proses perdamaian antara TPLF dan pemerintah Ethiopia yang dipimpin oleh Uni Afrika.
"Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan kepada semua pihak untuk memanfaatkan kesempatan perdamaian ini dan mengambil langkah-langkah untuk mengakhiri kekerasan secara definitif dan memilih untuk berdialog," kata Dujarric.
Pasukan TPLF telah berperang dengan pemerintah federal Ethiopia sejak November 2020. Pasukan TPLF menuduh Perdana Menteri Abiy Ahmed memusatkan kekuasaan dengan mengorbankan wilayah Ethiopia, yang dibantah Abiy.
Sebaliknya, Abiy menuduh pasukan TPLF untuk mencoba merebut kembali kekuasaan, yang telah mereka bantah.
Konflik di Ethiopia utara telah membuat jutaan orang mengungsi dan membunuh ribuan orang. Pertempuran meletus kembali di sana bulan lalu setelah gencatan senjata selama berbulan-bulan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: