Elizabeth yang bernama asli Elizabeth Alexandra Mary Windsor lahir pada 21 April 1926 dari ibu bernama Elizabeth Angela Marguerite Bowes-Lyon dan ayah bernama Albert Arthur George. Keduanya bergelar Duke dan Duchess of York.
Albert Arthur George adalah putera kedua dari Raja Inggris saat itu, Raja George V.
Putera pertama George V sekaligus pewaris tahta, yaitu Edward VIII, turun dari tahta setelah terjadi krisis konstitusional dan menikahi seorang janda asal Amerika. Pernikahan itu tak bisa diterima oleh Kerajaan atas alasan politik maupun agama.
Setelah Edward VIII turun tahta, George pun menjadi Raja menggantikan kakaknya. Ia naik tahta pada 11 Desember 1936 dan dimahkotai pada 12 Mei 1937 dengan gelar Raja George VI, dan istrinya menjadi Ratu Elizabeth (I).
Raja George VI mempunyai dua anak yang semuanya adalah perempuan, yaitu Elizabeth dan Margareth Rose.
Elizabeth dan Margaret Rose dibesarkan di tengah keluarga yang hangat dan penuh kasih. Elizabeth sangat dekat baik dengan ayah maupun kakeknya, Raja George V. Hal itu berpengaruh kepada caranya berpikir dan memandang politik dan kenegaraan.
Elizabeth dan adiknya juga sering ikut serta dalam perjalanan tugas kerajaan. Ketika ia berusia 13 tahun, ia ikut dalam kunjungan ke Akademi Angkatan Laut Kerajaan di Dartmouth. Di sana, ia dan adiknya dipandu oleh salah seorang kadet, Philip, yang seorang pangeran dari Yunani.
Itu bukanlah pertemuan pertama. Tetapi saat itu adalah pertama kalinya mereka merasa saling tertarik.
Hubungan itu sempat mengalami benturan dari keluarga kerajaan. Namun, pada 1947, Elizabeth akhirnya menikah dengan Philip.
Pada 1948, kesehatan Raja George VI mulai memburuk. Ia kemudian wafat pada 1948 dalam usia 56 tahun. George VI tidak memiliki anak laki-laki, yang itu berarti Elizabeth sebagai anak tertua yang mewarisi tahtanya.
Ratu Elizabeth II kemudian menjadi penguasa kerajaan terlama dalam sejarah Monarki Inggris Raya, yaitu 70 tahun sejak dinobatkan sebagai Ratu Inggris di usia 25 tahun.
Telah lama Ratu Elizabeth II disarankan untuk menyerahkan tahtanya kepada pewarisnya, yaitu anak laki-laki pertamanya, Charles.
Beberapa sumber di kerajaan mengatakan, Ratu masih ragu untuk menyerahkan kekuasannya kepada anaknya itu karena beberapa sikap Charles yang dianggapnya belum cocok untuk menjadi seorang Raja.
Selama masa pemerintahannya, Ratu mencoba membuat pemerintahan lebih modern sambil tetap mempertahankan tradisi yang terkait dengan kerajaan. Ia juga memodernisasi monarki dengan menghilangkan beberapa formalitasnya dan membuat situs serta harta karun tertentu lebih mudah diakses oleh publik.
Ia menata ulang Persemakmuran, mengubahnya menjadi entitas yang cocok untuk abad ke-21.
Sifatnya yang humanis, lembut, dan ramah, telah menghilangkan kecanggungan yang biasanya menjadi batas antara raja dengan rakyatnya.
Ratu meninggal dunia pada Kamis (8/9) dalam usia 96 tahun.
BERITA TERKAIT: