Menurut Badan Energi Atom Internasional (IAEA) pada Sabtu (3/9), saluran listrik eksternal utama dari PLTN terbesar di Eropa itu terputus. Hanya satu dari enam reaktor yang tetap beroperasi di stasiun tersebut.
"Satu reaktor masih beroperasi dan menghasilkan listrik dengan baik untuk pendinginan dan fungsi keselamatan penting lainnya di lokasi dan untuk rumah tangga, pabrik, dan lainnya melalui jaringan," kata IAEA, seperti dimuat
Reuters.
Pihak PLTN mengatakan reaktor kelima dimatikan sebagai akibat dari penembakan terus-menerus oleh pasukan Rusia.
Sebuah misi IAEA mengunjungi pabrik tersebut sejak Kamis (1/9) dan beberapa ahli tetap berada di sana menunggu rilis laporan oleh pengawas nuklir PBB dalam beberapa hari mendatang.
Pekan lalu, Zaporizhzhia terputus dari jaringan nasional untuk pertama kalinya dalam sejarahnya setelah saluran transmisi terputus, mendorong pemadaman listrik di seluruh Ukraina.
Kyiv dan Moskow telah bertukar tuduhan tentang serangan terhadap pabrik Zaporizhzhia, yang direbut oleh pasukan Rusia pada bulan Maret tetapi masih dioperasikan oleh staf Ukraina dan terhubung ke jaringan listrik Ukraina.
Palang Merah Internasional memperingatkan, di tengah pertempuran, muncul kekhawatiran terkait bencana radiasi yang bisa menyebabkan krisis kemanusiaan besar.
BERITA TERKAIT: