Sebuah tim dari IAEA yang dipimpin oleh Direktur Jenderal Rafael Grossi telah melakukan penelusuran di lokasi tersebut yang berada di bawah kendali militer dan operasional Rusia sejak 4 Maret 2022 lalu.
Dalam laporannya, Grossi mengungkapkan bahwa timnya telah melihat ranjau yang terletak di zona penyangga antara penghalang perimeter internal dan eksternal situs pembangkit listrik tenaga nuklir tersebut selama penelusuran pada 23 Juli.
"Keberadaan bahan peledak semacam itu di lokasi tersebut tidak sesuai dengan standar keselamatan IAEA dan panduan keamanan nuklir," kata Grossi dalam penjelasannya, seperti dimuat
Anadolu Agency, Selasa (25/7).
Kondisi ini menurutnya juga dapat menciptakan tekanan psikologis tambahan bagi staf instalasi, meskipun penilaian awal IAEA menyatakan bahwa peledakan ranjau tersebut tidak akan berdampak pada sistem keselamatan dan keamanan nuklir di lokasi tersebut.
Pengumuman temuan ini menyoroti pentingnya menjaga standar keselamatan nuklir dan menghindari potensi ancaman bagi fasilitas nuklir yang beroperasi di wilayah yang terdampak konflik.
Para ahli IAEA akan terus melakukan pengawasan dan pemantauan di wilayah tersebut untuk memastikan keamanan dan kepatuhan terhadap standar internasional yang telah ditetapkan untuk fasilitas nuklir.
BERITA TERKAIT: