Kementerian Luar Negeri UEA mengatakan Al Zaabi akan melanjutkan tugasnya di Teheran untuk memajukan kerjasama dengan Iran yang lebih luas.
"Sejalan dengan upaya UEA untuk memperkuat hubungan dengan Republik Islam Iran, dan sebagai bagian dari keputusan sebelumnya untuk meningkatkan perwakilan diplomatik ke pangkat dubes," kata kementerian, seperti dikutip
ANI News.
UEA memutus hubungan diplomatiknya dengan Iran pada tahun 2016, seiring dengan putusnya hubungan diplomatik Teheran dengan Arab Saudi, Bahrain, dan Sudan.
Itu terjadi setelah pengunjuk rasa Iran menyerang misi diplomatik Saudi, menyusul keputusan Riyadh yang mengeksekusi ulama Syiah, Ayatollah Nimr al-Nimr.
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri UEA dan Iran melakukan percakapan telepon dan mereka membahas peningkatan hubungan, di mana mereka membahas pengiriman dubes kembali ke Teheran.
Menteri Luar Negeri UEA Sheikh Abdullah bin Zayed Al Nahyan dan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian membahas cara-cara memperkuat hubungan bilateral dan bidang kerjasama untuk kepentingan kedua negara.
Setelah bertahun-tahun bermusuhan, UEA mulai terlibat kembali dengan Iran pada 2019, setelah serangan di perairan Teluk dan di situs energi Saudi.
UEA memiliki hubungan bisnis dan perdagangan dengan Iran sejak lebih dari satu abad. UEA menjadi salah satu penghubung utama Teheran ke dunia luar.
Awal bulan ini, Kuwait juga telah menunjuk dubes pertamanya untuk Iran sejak 2016.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: