"Uang itu tidak akan digunakan untuk pembelian bahan bakar," kata Wickremesinghe di parlemen pada Rabu (18/5), seperti dikutip
Colombo Page.
Padahal, Wickremesinghe menyebut pemerintah telah berupaya untuk berbicara kepada Bank Dunia agar mengizinkan mereka menggunakan dana untuk membeli bahan bakar.
Tetapi karena situasi cuaca buruk di Sri Lanka, maka pengiriman gas akan mengalami keterlambatan.
Alhasil, dana yang didapat akan digunakan untuk menangani kelangkaan pupuk di Sri Lanka. Di samping itu juga untuk membayar utang.
Anggota parlemen Samagi Jana Balawegaya, Harsha de Silva mengatakan Sri Lanka harus membayar utang sebesar 5,5 miliar dolar AS dalam 12 bulan ke depan.
Namun Wickremesinghe mengungkap negara tidak memiliki satu juta dolar pun untuk membayar satu kali angsuran. Tetapi ia yakin akan terjadi pembaruan setiap pekannya.
Selain melakukan diskusi dengan Bank Dunia, Sri Lanka juga mengadakan pembicaraan dengan perwakilan Bank Pembangunan Asia (ADB) untuk mengatasi krisis ekonomi parah yang dihadapi negara itu.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: