Keputusan itu dengan tegas disampaikan Sekretaris Negara untuk Komunikasi dan Bubungan Internasional Hongaria, Zoltan Kovacs lewat halaman Facebooknya pada Senin (2/5).
"Posisi Hongaria pada embargo minyak dan gas tidak berubah: kami tidak mendukungnya!" kata Kovacs, seperti dikutip dari
Xinhua, Selasa (3/5).
Kovacs bereaksi terhadap laporan yang dibuat oleh saluran televisi publik Jerman ZDF, yang melaporkan bahwa setelah Jerman mengubah narasinya, semua negara anggota Uni Eropa (UE) sekarang bersedia mendukung embargo minyak Rusia sebagai bagian dari tindakan atas invasi Rusia di Ukraina.
Selain Jerman, Austria dan Hongaria menentang penghentian pembelian minyak Rusia, karena ekonomi mereka sangat bergantung pada pasokan minyak Rusia. Namun, setelah Jerman berhasil mengatasi ketergantungannya terhadap minyak Rusia, negara itu akhirnya dengan lantang mengubah pendiriannya.
"Yang paling penting bagi Uni Eropa adalah mengadopsi sanksi yang melarang impor minyak dan gas Rusia. Jika tidak, Hongaria harus membeli bahan mentah ini dengan harga yang jauh lebih tinggi, yang tanpanya pembatasan harga pada utilitas rumah tangga dan fungsi ekonomi Hongaria sendiri tidak dapat dipastikan," kata Gergely Gulyas, kepala kantor perdana menteri Hongaria, kepada saluran radio publik utama Hongaria MR1, menanggapi desakan UE agar semua bergabung dalam menjatuhkan sanksi tersebut.
"Kita tidak boleh menerapkan sanksi yang dengannya kita menghukum diri kita sendiri daripada sanksi yang ingin kita berikan," lanjut Gulyas.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: