Para analis memperingatkan, kunjungan Pelosi dan bantuan besar-besaran AS ke Ukraina, kemungkinan akan semakin meningkatkan konflik Rusia-Ukraina. Bahkan bisa memperluas konflik ke negara-negara terdekat.
Diao Daming, seorang profesor di Universitas Renmin China di Beijing, berpendapat, bahwa kunjungan delegasi AS itu menipu. Di satu sisi, Biden mencoba meyakinkan dunia bahwa AS tidak akan terlibat dalam konflik, tetapi di sisi lain, AS justru meningkatkan bantuannya untuk mendukung Ukraina.
"Dan jelas bahwa AS sengaja mengobarkan api dengan membanjirnya bantuan (militer dan keuangan) ke Ukraina, dan mencoba menutup ruang negosiasi antara Rusia dan Ukraina," kata Diao, seperti dikutip dari
Global Times.
Sementara Lu Xiang, ahli hubungan internasional dan seorang peneliti di Akademi Ilmu Sosial China juga menyatakan hal yang sama. AS berharap kunjungan Pelosi dapat menunjukkan dukungan jangka panjang AS ke Ukraina sebagai upaya untuk memperpanjang Konflik Rusia-Ukraina untuk mencapai tujuan melemahkan dan menekan Rusia.
"Kunjungan dan bantuan berikutnya kemungkinan akan meningkatkan konflik Rusia-Ukraina. Dengan bantuan 33 miliar dolar AS termasuk persenjataan militer dan amunisi, dikhawatirkan konflik dapat meluas ke negara-negara termasuk Moldova dan Polandia," kata Lu.
Diao mengatakan Pelosi mungkin punya tujuan lain dengan mengunjungi Ukraina.
"Dia ingin meninggalkan warisan politik melalui kunjungan itu karena ini mungkin merupakan masa jabatan terakhirnya sebagai ketua DPR," katanya.
BERITA TERKAIT: