Dikatakan Jepang bergabung dengan negara-negara industri Kelompok Tujuh (G7) lainnya dalam memperketat sanksi terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina.
"Kami akan bekerja lebih jauh untuk mengurangi ketergantungan kami pada Rusia dengan mendorong diversifikasi sumber energi termasuk energi terbarukan dan tenaga nuklir," ujar Menteri Ekonomi, Industri, dan Perdagangan Jepang, Koichi Hagiuda pada konferensi pers, Jumat (8/4), dimuat dari
Kyodo News.
Hagiuda mengatakan, Jepang akan mencari negara alternatif sebagai pemasok batu bara, sambil berusaha untuk menghentikan impor dari seluruh negara sebagai
end-goalnya.
Batubara Rusia menyumbang 13 persen dari total yang digunakan di pembangkit listrik Jepang.
Jepang yang miskin sumber daya alam telah berhati-hati atas menjatuhkan sanksi yang menargetkan energi Rusia, tetapi bergerak sejalan dengan negara-negara Barat dalam meningkatkan tekanan terhadap Moskow, menyusul kecaman internasional yang dipicu oleh gambar warga sipil yang tewas di Bucha.
Selain Jepang, para pemimpin G-7 yang terdiri dari Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Amerika Serikat, juga berjanji dalam pernyataan bersama untuk mempercepat rencana untuk mengakhiri ketergantungan energi mereka pada Rusia dengan secara bertahap.
Terutama kini dalam mengurangi dan melarang impor batubara Rusia untuk menghukum Moskow.
Negara-negara maju utama juga akan melarang investasi baru di bidang energi dan sektor-sektor penting lainnya dari ekonomi Rusia. Pada Kamis ini, Uni Eropa telah menyetujui larangan impor batubara Rusia.
Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida diperkirakan akan mengumumkan sanksi tambahan terhadap Rusia, termasuk menjelaskan rincian pembatasan impor batubara, dalam konferensi pers pada Jumat malam.
BERITA TERKAIT: