Dugaan tersebut muncul dari klaim perusahaan energi Ukraina, Energoatom dan Wakil Perdana Menteri Ukraina, Iryna Vereshchuk. Namun pada Jumat (1/4), IAEA mengatakan, mereka tidak dapat mengkonfirmasi klaim itu.
Kendati begitu, IAEA menyebut tengah melakukan investigasi independen terhadap tuduhan tersebut, seperti dimuat
The Guardian.
Investigasi dilakukan disaat IAEA sedang bersiap untuk "melakukan misi bantuan dan memberikan dukungan" pertamanya di Chernobyl, dalam beberapa hari ke depan.
Dalam pernyataannya, Energoatom mengatakan pasukan Rusia telah menggali parit di hutan di dalam zona eksklusi di Chernobyl.
Dikatakan, pasukan Rusia itu panik karena mengalami gejala dosis radiasi tinggi yang muncul dengan sangat cepat dan kemudian bergegas meninggalkan tempat itu.
Wakil Perdana Menteri Ukraina, Iryna Vereshchuk, juga membuat klaim yang sama, yakni pasukan Rusia yang menggali parit itu terkena radiasi.
Beberapa laporan menyatakan, tentara Rusia dikirim ke fasilitas medis khusus di Belarus setelah mengemudikan tank melalui zona bencana di sekitar Chernobyl.
Meskipun tentara Rusia menaklukan Chernobyl setelah invasi 24 Februari, staf pabrik Ukraina terus mengawasi penyimpanan aman bahan bakar nuklir bekas dan mengawasi sisa-sisa reaktor yang meledak pada tahun 1986, penyebab kecelakaan nuklir terburuk di dunia.
Ukraina telah berulang kali menyatakan keprihatinan tentang keamanan Chernobyl dan menuntut penarikan pasukan Rusia, yang kehadirannya mencegah rotasi staf selama perang berlangsung.
Hingga saat ini, Kementerian Pertahanan Rusia tidak menanggapi terkait isu rotasi staf Chernobyl tersebut.
BERITA TERKAIT: