Pengaduan tersebut diajukan langsung oleh Duta Besar Rusia untuk Italia, Sergey Razov, pada Jumat (25/3) waktu setempat.
“Pada tanggal 22 Maret, surat kabar La Stampa menerbitkan sebuah artikel, dengan judul utama yang menimbulkan pertanyaan tentang kemungkinan untuk membunuh presiden Rusia. Menurut KUHP Italia, hasutan untuk melakukan kejahatan adalah pelanggaran yang dapat dihukum," kata diplomat itu kepada wartawan, seperti dikutip dari RT.
“Saya, sebagai warga negara Rusia yang saat ini berada di Italia, mengajukan pengaduan ke kantor kejaksaan Roma dengan permintaan untuk menyelidiki kasus ini secara hati-hati, obyektif dan tidak memihak,†tambah Razov.
Artikel yang menyinggung, berjudul 'Perang Ukraina-Rusia: Membunuh Putin bisa menjadi satu-satunya jalan keluar', dicetak oleh surat kabar itu awal pekan ini.
Ditulis oleh Domenico Quirico, seorang ahli politik dan perang internasional, karya tersebut merenungkan tentang "tiranisida" di masa lalu, seperti pembunuhan diktator Romawi Julius Caesar atau pembunuhan Archduke Franz Ferdinand dari Austria, yang akhirnya memicu Perang Dunia Pertama.
Penulis berbagi pemikirannya tentang implikasi tindakan tersebut dan motif "kecil" pembunuhan profil tinggi mungkin ada di belakang mereka tanpa memberikan jawaban apakah Presiden Rusia Vladimir Putin harus dibunuh atau tidak.
La Stampa telah menanggapi tuduhan yang diajukan oleh duta besar Rusia, bersikeras bahwa mereka tidak menyerukan pembunuhan presiden negara itu.
“Biarkan kedutaan Rusia mendapatkan penerjemah yang lebih baik. Saya menulis bahwa membunuh Putin adalah tidak bermoral,†tulis penulis artikel kontroversial tersebut.
BERITA TERKAIT: