Sebuah pernyataan dewan kota pada Sabtu (19/3) menyebut ribuan penduduk Maripol telah dibawa paksa ke wilayah Rusia selama sepekan terakhir.
"Para penjajah secara ilegal mengambil orang-orang dari distrik Livoberezhny dan dari tempat penampungan di gedung klub olahraga, di mana lebih dari seribu orang (kebanyakan wanita dan anak-anak) bersembunyi dari pengeboman terus-menerus," kata pernyataan itu.
Dari laporan
CNN, pasukan Rusia memeriksa telepon dan dokumen penduduk Mariupol di kamp-kamp, sebelum beberapa dipindahkan ke kota-kota terpencil di Rusia.
Dalam pernyataan terpisah, Walikota Boichenko menggambarkan peristiwa yang terjadi di Mariupol seperti tindakan Nazi.
"Apa yang dilakukan penjajah hari ini sudah tidak asing lagi bagi generasi tua, yang melihat peristiwa mengerikan Perang Dunia II, ketika Nazi menangkap orang secara paksa," kata Boichenko.
"Sulit membayangkan bahwa di abad ke-21 orang dapat dibawa secara paksa ke negara lain," tambahnya.
Mariupol terletak di wilayah tenggara Ukraina, dan telah menjadi target serangan terus-menerus oleh pasukan Rusia.
Pejabat kota mengatakan, ribuan penduduk tewas dalam satu hari. Sementara infrastruktur seperti rumah sakit anak-anak, masjid, hingga teater dibom.
BERITA TERKAIT: