Para pemimpin Uni Eropa (UE) sejauh ini mendukung Ukraina dan mengutuk keras invasi Rusia. Mereka mengecam bahwa serangan Rusia telah menciptakan "penderitaan yang tak terkatakan" untuk rakyat Ukraina dan harus dihentikan segera.
Invasi Rusia telah menciptakan krisis keamanan terbesar bagi benua itu sejak Perang Dunia Kedua, telah mendorong negara-negara UE untuk memikirkan kembali apa yang harus diperjuangkan blok itu, terkait kebijakan ekonomi, pertahanan, dan energinya, seperti yang dikatakan Palki Sharma dalam siarannya di saluran Youtube Wion, baru-baru ini.
Uni Eropa kemudian memberlakukan sanksi besar-besaran kepada Rusia. Mereka pun menawarkan dukungan politik dan kemanusiaan ke Ukraina, bahkan memasok senjata ke Ukraina. UE bahkan serentak memberikan harapan untuk mengizinkan Ukraina masuk ke dalam serikat.
Namun kini, para pemimpin Uni Eropa telah menghancurkan harapan Ukraina untuk mengambil akses cepat bergabung meskipun ada dukungan dari negara-negara Baltik. Ada retakan di antara para pemimpin terkait keputusan untuk Ukraina. Mengapa? Apakah Brussel telah meninggalkan Kiev setelah menjanjikan dukungan penuh?
Perdana Menteri Kroasia Andrej Plenkovic, mengatakan perlu proses untuk bisa menjadi anggota UE.
"Tidak ada yang memasuki Uni Eropa dalam semalam," katanya seusai pertemuan dengan 27 pemimpin nasional pada akhir pekan lalu, seperti dikutip dari
Aljazeera.Presiden Dewan Eropa Charles Michel mengatakan bahwa mereka mendukung Ukraina dan bahwa mereka bersimpati terhadap apa yang saat ini dialami Ukraina.
"Ukraina milik keluarga Eropa," katanya.
Namun begitu, Ukraina tidak akan diizinkan untuk bergabung dengan tergesa-gesa. Ini mematahkan semangat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan negara tetangga Ukraina di sisi timur Uni Eropa yang sejauh ini mendukung Zelensky.
Sinyal menuju keanggotaan UE diperjelas lagi oleh Perdana Menteri Belanda Mark Rutte, penentang utama perluasan UE.
“Tidak ada proses jalur cepat,†katanya, seraya menekankan blok itu akan terus memperdalam hubungan dengan Kiev terlebih dahulu.
"Aksesi UE ke Ukraina adalah sesuatu untuk jangka panjang, itu pun jika memang ada,†tambahnya.
Bergabung dengan UE adalah proses panjang yang memakan waktu beberapa tahun yang mengharuskan negara yang berkepentingan untuk memenuhi kriteria ketat, mulai dari stabilitas ekonomi hingga pemberantasan korupsi hingga menghormati hak asasi manusia liberal.
Membuka prosedur keanggotaan dengan negara yang sedang berperang tentu harus dipikirkan lebih matang lagi.
BERITA TERKAIT: