Sumber diplomatik Turki yang berbicara kepada
Daily Sabah, Minggu (13/3) waktu setempat, mengatakan klaim media tersebut sepenuhnya salah.
Sumber diplomatik lainnya mengatakan kepada
Anadolu Agency, bahwa Yerusalem timur, tempat prasasti itu ditemukan pada tahun 1880, adalah bagian dari wilayah Kerajaan Ottoman Turki saat itu. Saat ini, tempat itu adalah bagian dari wilayah Palestina.
“Turki tidak mungkin akan mengembalikan prasasti ke negara ketiga (Israel),†sebut pejabat itu.
Sebelumnya situs berita
Times of Israel mengatakan, Turki itu akan mengembalikan prasasti Siloam yang dibawa dari Yerusalem Timur selama pemerintahan Ottoman. Pengembalian artefak yang berusia 2.700 tahun itu disebut sebagai isyarat baik perbincangan kerjasama energi antara kedua negara selama kunjungan Presiden Israel, Isaac Herzog ke Ankara.
Prasasti Siloam saat ini disimpan di Museum Arkeologi Istanbul. Hingga kini prasasti tersebut terdaftar sebagai milik Kekaisaran Ottoman dan di bawah status hukum milik pemerintah Turki.
Artefak ini dipandang sebagai salah satu prasasti Ibrani tertua dan terpenting yang pernah ada.
Di masa lalu, Israel telah berulang kali berupaya meminta artefak itu diserahkan kepada mereka, tetapi selalu ditolak. Termasuk pada tahun 2017, ketika Menteri Kebudayaan Israel Miri Regev menawarkan “dua ekor gajah†untuk kebun binatang Turki sebagai imbalan atas prasasti tersebut.
Prasasti Siloam berisi tulisan kuno yang merekam sejarah pembangunan terowongan antara Kolam Siloam dan Kota Daud pada masa pemerintahan Raja Hizkia, penguasa Yerusalem menurut Taurat atau Alkitab Ibrani.
BERITA TERKAIT: