Mengutip sebuah sumber media yang tidak disebutkan namanya, misi itu memperingatkan adanya potensi serangan terhadap hotel, stasiun metro, dan target lainnya di kota-kota besar Rusia.
“Menurut sumber media, ada ancaman serangan terhadap pusat perbelanjaan, stasiun kereta api dan metro, dan tempat berkumpul umum lainnya di daerah perkotaan besar, termasuk Moskow dan St. Petersburg,†begitu isi pesan misi AS di Rusia, seperti dikutip dari
RT, Senin (21/2).
Selama hampir sebulan, AS telah menyarankan orang Amerika untuk tidak melakukan perjalanan ke Rusia, dan jika mereka dalam kesulitan, untuk mencari bantuan dari kedutaan atau konsulat AS.
Namun, peringatan baru itu menambahkan daftar tindakan baru yang harus diambil orang Amerika, termasuk instruksi untuk menghindari keramaian, tetap waspada di lokasi yang sering dikunjungi turis, dan memiliki rencana evakuasi yang tidak bergantung pada bantuan pemerintah AS.
Dalam sebuah posting di Telegram, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova beraksi terhadap peringatan tersebut. Ia bertanya apakah kedutaan memberi tahu pihak berwenang Rusia tentang dugaan ancaman ini, dan jika tidak, "bagaimana ini harus dipahami?"
Tidak disebut media mana yang dirujuk AS. Baik kantor berita lokal, maupun internasional, atau outlet besar, sejauh ini tidak menerbitkan laporan yang memperingatkan potensi serangan di Moskow atau Sankt Peterburg.
Peringatan kedutaan datang pada saat yang kritis untuk hubungan AS-Rusia. Di tengah pecahnya kekerasan antara pasukan Ukraina dan wilayah Donetsk dan Lugansk yang memisahkan diri di Ukraina timur, Washington memperingatkan, seperti yang telah terjadi selama beberapa minggu, bahwa invasi Rusia ke Ukraina sudah dekat.
Meskipun beberapa tanggal yang dikutip oleh Washington sebagai titik awal untuk invasi ini telah berlalu tanpa insiden, garis resmi dari Gedung Putih tetap bahwa Moskow akan memerintahkan serangan militer dalam beberapa hari mendatang.
Presiden AS Joe Biden dalam peringatannya menuduh pasukan pro-Rusia di Donetsk dan Lugansk memulai permusuhan dalam upaya untuk memprovokasi Kiev ke dalam konflik, sementara para pemimpin militer di wilayah ini menuduh pasukan Ukraina menembak terlebih dahulu.
Kedua belah pihak, yang secara teknis telah berkonflik sejak 2014, saling menuduh melakukan penembakan dan sabotase.
Biden pada hari Minggu mengadakan pertemuan Dewan Keamanan Nasional untuk membahas situasi di Ukraina. Sementara AS telah menjanjikan dukungannya kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Namun demikian, Biden bersikeras bahwa militer AS tidak akan campur tangan atas namanya dalam potensi konflik dengan Rusia.
BERITA TERKAIT: